Sabtu, 05 April 2014

Mekanisasi Perkebunan


KATA PENGANTAR
            Puji sukur saya ucapkan atas kehadirat Allah swt,karena atas rahmat dan karunia-NYA saya masih di beri kesempatan untuk menyelesaykan makalah ini.tidak lupa saya ucapkan kepada dosen yang telah membimbing dan teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mambang.dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.

Latar belakang
Seiring dengan peningkatan waktu, masalah tenaga kerja di perkebunan-perkebunan besar dari tahun ke tahun terlihat semakin sulit.  Hal ini diperburuk lagi dengan situasi upah tenaga kerja dari ke tahun-tahun semakin signifikan peningkatannya.
Pelaksanaan kegiatan secara mekanis dapat mengatasi beberapa permasalahan tersebut.   Pengertian mekanisasi perkebunan adalah penggunaan alat berat, ringan untuk pembukaan lahan, perawatan , panen serta transportasi hasil perkebunan.  Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara mekanis adalah :
1)    Pembukaan lahan
Pembuatan jalan, perun mekanis menggunakan Dozer dan Excavator.
a)    Penanaman:
Areal Gambut : menggunakan Puncher.
Areal Mineral : menggunakan Post Hole Digger.
b)    Replanting
Menggunakan Chipping dan Enviromulcher.
c)    Pemeliharaan :
Perawatan Pasar pikul: Rotaryslasher
Pemupukan :
·         Aplikasi Pupuk menggunakan Fertilizer Spreader,
·         Aerial Manuring.
Aplikasi Janjangan Kosong :
·         Empty Bunch Spreader,
·         Side Tipping Trailer,
·         Mini Tipping Trailer,
·         Crane Grapple, Tractor Loader Back Hoe dan Wheel Loader.
d)    Panen
Pengangkutan TBS dari piringan/pasar pikul ke TPH menggunakan Tractor-trailer dilengkapi dengan Grabber.
2)    Transport Panen :
Pengangkutan TBS ke PKS dengan Crane Truck.
Semua alat mekanisasi di atas membutuhkan investasi yang besar, Sumber Daya manusia yang baik untuk mengoperasikan alat berat ini semua. Tanpa dibantu pengenalan, pengetahuan alat dan maintenance yang benar alat berat ini tidak akan dapat dioperasikan secara maksimal untuk membantu operasional kebun di lapangan.
Tulisan ini akan membahas secara singkat mengenai Spesifikasi alat, Persiapan lahan, Operasional di lapangan dan bagaimana cara maintenance alat berat yang dilakukan di Perkebunan  Sinar Mas.
1.    1. CRANE GRAPPLE
1.    A. Spesifikasi Alat
Crane Grapple terdiri dari 4 komponen utama, yang atu sama lainnya saling terkait kepentingannya.
·         Komponen Pertama    : Pondasi (tempat dudukan Crane)
·         Komponen ke Dua      : Crane (perangkat tiang penyangga, control valve, boom)
·         Komponen ke Tiga     :  Power (panel power box, pompa hydraulic)
·         Komponen ke Empat  : Grapple (perangkat penggenggam)
Type Crane :
·         Merek                      : Epsilon E.16. 128S
·         Jarak jangkauan        : 12 meter, yaitu bentangan dari berdirinya Crane sampai pada penghujung  rangkaian Crane tempat pemasangan Grapple.
Type Grapple :
·         Type                        : Cakram 4,5
·         Kapasitas muat         : 338 Kg
Type Power Pack :
·         Type                                    :  Pack 200 L Olie SAE 10
·         Blower / pompa hydroulic     : Fan Eletric
·         Konsumsi Listrik                   : 31 KVA
Type Power Pack :
·         Type                                    :  Pack 160 L Olie SAE 10
·         Blower / pompa hydroulic     : Hidroven Eletric
·         Konsumsi Listrik                   : 37 KVA
1.    B. Persiapan Areal
·         Lokasi Crane Grapple pada Kebun yang ada Pabrik Kelapa Sawit.
·         Lokasi yang untuk aplikasi janjangan kosong tidak terlalu jauh dari lokasi PKS
·         Inventarisasi Blok-blok yang akan di aplikasi janjangan kosong, jenis tanah mineral pada daerah datar dan bergelombang.
1.    C. Pelaksanaan / Cara kerja
·         Waktu muat yang dibutuhkan untuk mengisi 1 (satu) unit Dump truck  dengan kapasitas 7,5  ton adalah 3 menit dan 12 ton adalah 5 menit. Waktu ini tidak terlepas dengan type Grapple yang digunakan. Dengan Grapple Cakram 4,5 operator lebih mudah mengambil tumpukan tandan kosong tanpa harus melakukan berulang kali untuk memaksimalkan cengkraman.
·         Jam kerja Crane Grapple adalah :
Pukul 06.30 wib — 07.00 wib          = 0,5 jam, pemeriksaan unit
Pukul 07.00 wib – 12.00 wib           = 5 jam, melayani muatan
Pukul 12.00 wib – 13.00 wib           = 1 jam, istirahat
Pukul 13.00 wib – 17.00 wib           = 4 jam, melayani muatan
·         Dalam pengoperasian perlu di perhatikan untuk menghindari agar Valve tidak terlalu cepat lemah :
1.    Hindari operator selalu membuka dan menutup grapple tanpa muatan kerja.
2.    Posisi kendaraan / EBS pada 4 jam pertama sebelah kiri Crane, dan 4 jam berikutnya disebelah kanan. Hal ini dimaksudkan agar beban kerja pada semua valve yang ada di crane jadi seimbang.
3.    Matikan pompa hydraulic bila tidak beroperasi.
1.    D. Perawatan / Pemeliharaan Unit
1.    Pemeliharaan harian :
·         Pemberian Grease pada niple yang tersedia, sehingga bagian terdapat adanya “busing” dapat bergerak lepas tanpa beban gesekan.
·         Pembersihan dari debu kotoran pabrik, agar tidak mudah korosi / berkarat.
·         Pemeriksaan / pengencangan “bolt bucket” setiap hari .
·         Pemeriksaan kekencangan “clamp hose hydraulic” setiap hari.
·         Pemeriksaan kebocoran olie setiap hari.
·         Pemeriksaan / pengencangan handle yang longgar setiap hari.
1.    Pemeliharaan Berkala :
·         Pembersihan unit seminggu sekali.
·         Pembersihan oil filter setiap bulan
·         Penggantian olie hydraulic dengan SAE 10  setiap 1000 jam kerja.
·         Penggantian oil filter setiap 1000 jam kerja.
1.    E. Kendala dan solusi
·         Crane grapple tidak dapat menjangkau tandan kosong diluar batasan maksimal, solusinya koordinasi dengan PKS, menggunakan Wheel Loader (setiap PKS ada Loader) untuk mengumpulkan tandan kosong pada jarak jangkauan. Waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 30 menit dengan frekuensi 1 minggu 2 kali.
·         Crane dengan dikhawatirkan tidak mampu bertahan sampai  5 tahun, karena pada kegiatan muat tandan kosong frekuensi kerja control valve melampaui batas masksimum solusi. Dicadangkan penggantian control valve setelah usia pakai 2 tahun. Disarankan untuk membangun fondasi Crane lebih tinggi, sehingga mengurangi beban angkut Crane, guna memperpanjang usia pakai baja Crane.
·         Mekanik kebun kurang menguasai hydraulic system di Crane solusi. Diaturkan pelaksanaan service contract kunjungan berkala oleh suplier.
2. EMPTY BUNCH SPREADER (EBS)
A.     Spesifikasi Alat
Empty Bunch Spreader pertama kali dipakai oleh PSM pada tahun 1997 yang dipesan dari New Zealand, dengan spesifikasi  sebagai berikut :
-. Panjang unit                          : 470 cm
-. Lebar Unit                                        : 200 cm
-. Tinggi Unit                                        : 190 cm
-. Tinggi dari Permukaan Tanah             : 277 cm
-. Berat Unit                                         : +/- 6000 kg
-. Kapasitas Angkut                              : +/- 7000 kg
Dibuat dengan konstruksi 4 buah roda berukuran 16.9/14 – 28 dengan memakai inner bearing 32215 dan outer bearing 32212 pada setiap roda.  Sistem penggerak roda didesain menggunakan sistem suspensi manual yang dapat mengatur keseimbangan gerak roda pada waktu bekerja.
Sistem kerja pengeceran Empty Fruit Bunch (EFB) dari trailer ke areal  dengan  cara chain Floor menngerakkan EFB ke arah Chain elevator, kemudian melalui Chain  Elevator EFB didorong keluar secara bertahap ke areal aplikasi Janjangan Kosong.
Unit yang menarik EBS adalah Traktor 4WD yang berkekuatan 80 – 90 HP.
B.     Persiapan Areal
Persiapan   dalam penentuan areal aplikasi EBS sebaiknya dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
·         Areal yang Relatif datar pada jenis tanah mineral bukan daerah gambut/berbukit
·         Areal telah dilakukan pembersihan dari tunggul, kayu  dan gundukan\   tanah.terutama pada pasar pikulnya.
·         Areal tanaman Menghasilkan yang sudah berumur > 10 tahun sehingga tidak   terjadi gangguan  pelepah sewaktu operasional EBS.
·         Jarak dari PKS ke lokasi aplikasi 5 Km.
·         Pemilihan areal aplikasi basah dan kering, bertujuan untuk memudahkan dan memperlancar kerja baik itu musim hujan maupun musim kering.
·         Tidak diareal yang banyak rendahan dan parit , terutama parit pinggir jalan
Dasar penentuan luas areal yang akan diaplikasi pupuk Janjangan Kosong adalah    kapasitas olah PKS yang memproduksi Janjangan Kosong.
Sebagai contoh  :
PKS dengan kapasitas olah pertahun mencapai 240 000 ton TBS dapat
menghasilkan EFB  240000 ton x 21 %  =  50400 ton.
Dengan dosis aplikasi yang direkomendasikan 60 to /ha /2 tahun , maka areal yang di perlukan      adalah 50400 ton : 60 ton /ha = 840 ha x 2  =  1680. (840 ha untuk tahun  genap + 840 ha untuk tahun Ganjil).
C.     Pelaksanaan/Cara Kerja
Pelaksanaan kerja pengeceran janjangan kosong dimulai dengan pemuatan
janjangan kosong dari loading janjangan di PKS kemudian di bawa ke lapangan untuk di ecer di setiap gawangan hidup (pasar pikul). Alat yang digunakan untuk memuat janjangan kosong (EFB) ke dari loading ke EBS menggunakan  Wheel Loader atau Crane graple.
Pengeceran dengan dosis 60 ton / ha di lapangan  satu gawang diecer dengan 4 EBS (kapasitas 7 ton) dan untuk dosis 30 ton / ha dalam satu gawangan di ecer dengan 2 EBS.  RPM Traktor pada saat melakukan pengeceran adalah 1700 RPM.
Untuk membantu kelancaran pengeceran di lapangan diperlukan karyawan/helper yang bertugas untuk membuka kunci pengait EBS dan membersihkan janjangan kosong yang menyumbat jalannya perputaran chain elevator dan chain floor.
Untuk memaksimalkan prestasi kerja EBS ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain :
1.    Kondisi traktor, EBS, Crane Grapple dan Wheel Loader saat beroperasi harus dalam kondisi baik, untuk mendukung hal ini diperlukan  daily chek yang baik dan jadwal servis yang rutin.
2.    Sistem pembayaran / premi yang ditentukan harus dapat memotivasi operator untuk meningkatkan out put/prestasi  EBS.
3.    Jarak dari loading ke areal pengeceran (blok), jika jarak terlalu jauh maka diperlukan loading transit.
4.    Ketersediaan spare part cadangan untuk spare part yang sering mengalami kerusakan.
5.    Ketersediaan opertor cadangan, jika terdapat operator yang tidak masuk kerja (cuti)
Dari pengamatan  1 unit EBS yang beroperasi setiap hari  mulai jam 08.00  wib s/d 18.00 wib (9 jam kerja dan 1 jam istirahat), untuk melakukan pengangkutan dan pengeceran dari loading ke areal dan kembali lagi ke loading  yang jarak rata-ratanya 3 km memerlukan waktu 30 menit  setiap 1  trip dengan kapsitas 7 ton, sehingga selama 9 jam kerja pada kondisi cuaca , unit dan operator yang mendukung dapat di capai  out put :
9 x 60 menit  x 7 ton / trip = 140 ton EFB/unit/hari
30 menit
Contoh berdasarkan sistem  monitor ini dapat dibuat suatu dasar perhitungan EBS dengan pertimbangan jarak aplikasi yang berbeda, tetapi faktor lainnya seperti :
Kondisi EBS, Traktor, dan loader/crane graple  selalu optimal, maka out put EBS dapat dicapai secara maksimal, seperti tabel berikut :
Jarak Loading                Waktu aplikasi             Prestasi 1 unit/hari
ke Blok Aplikasi                (menit)                                             (ton)
1 km                            20                                            180
2 km                            25                                            150
3 km                            30                                            140
4 km                            35                                            110
5 km                            40                                              95
6 km                            45                                              85
7 km                            50                                              75
8 km                            55                                              70
9 km                            60                                              60
10 km                            66                                              55
catatan : 1 hari kerja     = 9 jam
1 trip = 7 ton
D.    Maintenance Alat
Sesuai dengan ketentuan, maintenance / perawatan unit Traktor , EBS dan Alat berat yang bekerja lainya harus dilakukan .
Pemeriksaan rutin yang perlu diperhatikan antara lain :
1.   Traktor 4 WD
Jadwal
Harian
Periodik
- Olie Mesin
V
V
- Air Radiator
V
-
- Air bateray
V
-
- Olie Steering/gardan/transmisi
V
V
- Tekanan Ban
V
-
- Fuel/Oie/Air Filter
-
V
- Air Cleaner
-
V
- Baut Roda
V
-
2.  EBS
- Kekencangan Chain elevator dan chain floor
v
v
- Baut Roda
v
-
- Bearing
v
-
- Keseimbangan chainelevator dan chainfloor
v
v
- Tekanan ban
v
-
- Hose(selang) hidrolik
v
-
- Grease
v
-
3. MINI SIDE TYPING TRAILLER
A. Spesifikasi alat
1.    Mini Side Tipping Trailler
Mini Side Typing adalah merupakakan trailer mini yang  dilengkapi dengan fasilitas hydrolick berfungsi untuk mengangkut janjangan kosong dari Loading transit (Collection Road) ke dalam blok areal pemupukan Janjangan kosong, dengan spesifikasi sebagai berikut :
·         Kapasitas angkut                            : 850 kg
·         Panjang                                          : 240 cm
·         Lebar                                             : 120 cm
·         Tinggi                                             :   70 cm
·         Ukuran Roda                                  :   7.5 x 16 “ 14 ply Dunlop Bunga kasar
·         Tebal plat body & plat lantai           : 3 mm
·         Dump hoist                                     : 1 buah.
·         Dowing eye                                    :  UNP 200 tidak mempergunakan per.
·         Chasis                                            :  Main Frame UNP 200
Unit  yang digunakan untu menarik  Mini Side Typing adalah traktor MF-240 4WD  (45 HP)
2. TLB (Traktor Loader Backhoe)
TLB berfungsi untuk memuat janjangan kosong yang ada di loading transit (Collection Road) keatas Mini Side Typing.
·         Type                      : MF-750
·         Kapasitas bucket    : 400 – 500 kg
B.     Persiapan Areal
Persiapan areal pemupukan Janjangan kososng dengan mini side Tipping trailer adalah sebagai berikut  :
·         Areal aplikasi janjangan Kosong yang direncanakan harus relatif datar.
·         Pasar pikul harus di ratakan, dibersihkan dari tunggul-tunggul, apabila ada parit harus ditimbun , agar tidak menghalangi operasional unit.
·         Pemilihan areal aplikasi basah dan kering, bertujuan untuk memudahkan dan memperlancar kerja baik itu musim hujan maupun musim kering.
C.     Cara Kerja
Aplikasi janjangan kosong dengan menggunakan mini side tipping trailer, proses  kerjanya dengan dua tahap/langkah kerja “double handling” :
1.    Janjangan Kosong dari loading PKS diangkut ke Loading Transit (Collection Road) pada blok yang akan diaplikasi janjangan kosong dengan  menggunakan transport Dump Truk.(Kontraktor).
Pemuatan Janjangan kosong di Loading PKS menggunakan Crane Grapple / Wheel Loader
1.    Proses pengeceran janjangan kosong dari loading taransit ke dalam blok menggunakan Mini Side Typing trailer, dimuat oleh TLB.
·         Satu mini side tipping trailer diisi dengan 2 bucket (satu bucket TLB ± 420 kg), kemudian mini side typing membawa ke dalam blok.
·         Satu pasar pikul terdiri dari 2 jalur tanaman = 33 pk (populasi 143 pk/ha) sehingga terdapat 16 tumpukan per jalur.
·         Peletakan  tumpukan janjangan kosong diantara dua pokok tanaman pada baris tanaman di setiap pasar pikul.
·         Untuk dosis 60 ton/ha 840 kg/titik ecer, dosis 30 ton/ha 420 kg/titik ecer.
·         Untuk areal yang tidak bsa dilakukan pengeceran  dengan mini side typing, dilakukan pengeceran manual.
Gambar sistem pengeceran janjangan kosong di areal dengan menggunakan Mini Side Typing

Keterangan       :
Pokok Sawit
Tumpukan Janjangan
D. Maintenance Alat
Maintenance / perawatan unit traktor, dan alat berat sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain :
1.
Traktor 4 WD  / TLB
Jadwal
Harian
Periodik
·         Olie Mesin
V
V
·         Air Batrey
V
-
·         Air Radiator
V
-
·         Olie Steering/gardan/transmisi
V
V
·         Tekanan Ban
V
-
·         Fuel/Air Filter
-
V
·         Baut  Roda
V
-
·         Kekencangan Baut
V
-
2,
Mini Side Tipping Trailer
·         Baut Roda
V
-
·         Bearing
V
-
·         Tekanan Ban
V
-
·         Hose (selang Hidrolik)
V
-
·         Grease
V
-
Kerusakan yang sering terjadi pada alat mini side tipping ini adalah bearing roda. Untuk itu agar pekerjaan tetap berjalan dengan baik maka perlu dipersiapkan cadangan untuk spare part yang sering rusak.
4. FERTILIZER SPREADER
A.     Spesifikasi Alat
1. Tractor :
·         Model              : Massey Fergusson
·         Type                : MF-240 4WD
·         Daya                : ± 45 HP
·         Buatan              : England
·         Model              : Emdek
·         Type                : Turbo Spin -Mini  300.
·         Kapasitas         : 300 Kg
·         Daya Sebar      : 12 –15 Meter
·         Komponen        :
Fertilizer Spreader :
1. Saringan pupuk terbuat dari  kawat
2. Hopper berbentuk krucut terbuat dari Fibreglass dengan uk. 300 liter.
3. Blower : alat penyebar pupuk.
4. Gear Box
5. Chasis
6. Propeller Shaft.
2.Tractor :
·         Model                : FORD / Massey Ferguson
·         Type                  : Ford 6640-4WD / MF-390 4WD
·         Daya                  : ± 82 HP
·         Buatan                : USA / England
o    Model              : EMDEK
o    Type                : Turbo Spin 650
o    Kapasitas         : 650 kg
o    Daya Sebar      : 15 – 25 meter
Fertilizer Spreader :
·         Komponen       :
1. Saringan pupuk terbuat dari  kawat
2. Hopper berbentuk krucut terbuat dari Fibreglass dengan uk. 650 liter.
3. Blower : alat penyebar pupuk.
4. Gear Box
5. Chasis
6. Propeller Shaft.
B. Persiapan Areal
·         Areal yang direncanakan untuk pelaksanaan menggunakan Emdek harus diratakan dengan Dozer agar pasar pikul bebas dari tunggul dan kayu yang melintang.  Disamping itu, Dozer juga membuat jalan putar (Letter U) dekat CR atau pasar kumis untuk menghubungkan antar pasar pikul.
·         Pada blok yang mempunyai parit 2 sisi, salah satu parit harus ditimbun dengan sistem 3 pasar pikul untuk satu jalan masuknya traktor ke dalam Blok.  Apabila dijumpai parit rajangan membelah kedua pasar pikul maka pasar pikul tersebut harus juga ditimbun.
·         Inventarisasi areal aplikasi kemudian dipetakan untuk apalikasi pada bulan basah dan bulan kering.
C.     Pelaksanaan/cara kerja
·         Sistem organisasi pemupukan secara mekanis menggunakan 3 Traktor + Emdek untuk penaburan dan  1 Traktor + 2 unit Trailer untuk angkut pupuk
·         Tim kerja terdiri dari 1 orang Mandor, 4 orang operator Traktor/Emdek, dan 2 helper untuk menuang pupuk ke Emdek serta  4 orang tenaga muat pupuk di Gudang Sentral.
·         Pupuk dimuat pada sore hari, pagi harinya traktor akan melangsir trailer I berisi pupuk  menuju ke blok yang sudah ditentukan dan diletakkan di Collection Road sebelah utara dengan jarak 250 mtr dari Main Road.  Kemudian traktor mengambil trailer II dan diletakkan di Collection Road sebelah selatan dengan jarak 250 m dari MR
·         Untuk Blok selanjutnya pengaturan letak trailer mengikuti sistem tersebut.
·         Sebelum pelaksanaan penaburan pupuk harus dilakukan Kalibrasi untuk menentukan jumlah pupuk yang akan dituang di hopper dan jumlah baris yang akan ditabur.
·         Pelaksanaan penaburan pupuk dengan Emdek dilakukan langkah sebagai berikut :
1.    Pengisian pupuk dalam Hopper Emdek sesuai hasil kalibrasi
2.    Pada saat menggunakan PTO putaran mesin harus dengan RPM rendah agar tidak terjadi hentakan yang mengakibatkan baut universal joint patah
3.    Atur RPM & Gear sesuai hasil kalibrasi kemudian lakukan penaburan
·         Karung ex. pupuk dikumpulkan dan digulung kemudian dibawa ke Gudang Divisi setelah pemupukan selesai.
·         Asisten Divisi dan Mandor I bergantian untuk mengontrol dan memastikan pengaturan dan  pelaksanaan pemupukan dengan Emdek.
D. Kalibrasi Alat Untuk Setiap Jenis Pupuk
Pada saat pelaksanaan pemupukan yang harus diperhatikan adalah sbb:
·         Flow Control : adalah alat kontrol yang menentukan besarnya lubang pengeluaran  pupuk dalam Hopper, yang mempengaruhi volume/berat pupuk yang keluar.  Tingkat pengeluaran adalah 0 (100 % tutup) sampai dengan 8,5 (100 % buka), dengan skala terkecil 0,5.
·         Deflector: adalah alat lempengan plat yang dipasang di lubang pengeluaran pupuk (outlet) untuk mengatur arah dan jarak sebaran pupuk.
·         Kecepatan Traktor: ditentukan oleh posisi Gear dan RPM yang digunakan.  Dari hasil penelitian oleh Smartri diperoleh kecepatan traktor untuk sebaran pupuk sebanyak 250 Kg sbb:
Tabel  Kecepatan Tractor
GEAR
RPM
1500
1700
1900
(meter/menit)
Low-2 (L-2)
38
42
47
Low-3 (L-3)
64
73
82
Low-4 (L-4)
88
99
110
High-1 (H-1)
106
121
136
High-2 (H-2)
133
149
164
·         Kecepatan sebaran pupuk adalah waktu yang diperlukan untuk menyebar pupuk pada beberapa tingkat RPM dan flow control.  Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel Waktu yang diperlukan untuk menyeber 250 Kg Pupuk
FLOW CONTROL
RPM
1500
1700
1900
DETIK
2
1758
1624
-
3
540
210
240
4
345
120
138
5
135
87
100
Contoh Perhitungan :
Divisi-4 Kebun NSAE akan melakukan pemupukan dengan Spreader di Blok D-44 dengan dosis 1,5 Kg MOP/pkk , kerapatan tanaman 136 pkk/Ha (jarak anatar pokok : 9,2 m).  Pertanyaan : pada RPM, gear dan flow control berapa agar aplikasi  dapat tepat dosis?
·         Dasar perhitungan adalah 250 Kg pupuk.
·         Jumlah pokok yang dipupuk = 250 kg : 1,5 Kg/pkk = 167 pkk (untuk 2 baris tanaman kanan dan kiri spreader).
·         Jarak tempuh traktor = {{(167 pkk: 2)- 1) } x 9,2 m} = 764 meter.
·         Selanjutnya digunakan Tabel (lampiran-1), dengan cara meneliti angka 764 m ini terletak dimana (RPM, gear, flow control).  Apabila tidak ditemukan angka yang persis sama maka dicari angka yang memiliki selisih terkecil dengan angka dasar.
Contoh, hasil pengecekan pada tabel lampiran-1
RPM
Posisi Gear dan Flow Control
Nilai yang tercantum dalam Tabel 3
Selisih Terkecil pada RPM tersebut
Meter
Pokok
1300
L-3;3.5
730
34
4
1400
L-2;2.5
787
23
3
1500
L-4;3.5
702
62
7
1600
L-4;3
772
8
1
1700
H-1;3
791
27
3
1800
L-4;2.5
737
27
3
1900
H-1;2.5
738
26
3
Dalam tebel diatas terlihat bahwa selisih terkecil adalah 8 meter (1 pokok), pada posisi RPM 1600, gear L-4, FC-3.  Jadi kalibrasi alat dapat dilakukan pada RPM 1600, L-4,FC-3.
D.    Maintenance Alat
Pemeriksaan rutin yang perlu diperhatikan antara lain :
1.   Traktor MF 240
Jadwal
Harian
Periodik
- Olie Mesin
V
V
- Air Radiator
V
-
- Air bateray
V
-
- Olie Steering/gardan/transmisi
V
V
- Tekanan Ban
V
-
- Fuel/Oil/Air Filter
-
V
- Air Cleaner
-
V
- Baut Roda
V
-
2.  FERTILIZER SPREADER (EMDEK)
- Blower
V
-
- Gear Box
V
-
- Chasis
V
-
- Propeller shaft
V
-
- Seal PTO
V
-
- Outer / Inner Tube Shaft
V
-
E.  Masalah–masalah dan pemecahan  pada waktu pelaksanaan pemupukan
·         Outer dan inner tube shaft sering lengket hal ini disebabkan jarang dibuka sehingga shaft menjadi berkarat, untuk itu harus sering dilumuri dengan olie kotor.
·         Baut yang menghubungkan Yoke dan Hub (Shear Bolt) sering patah disebabkan pada saat menggerakkan PTO RPM mesin terlalu tinggi.
·         Bearing Gear Box  harus di cek karena greasenya dapat mengeras.
·         Seal PTO traktor sering bocor disebabkan saat pengoperasian EMDEK posisi propeller shaft daan PTO traktor tidak sejajar sehingga beban putaran PTO tidak seimbang.
1.    F. Kelebihan dan kekurangan  dibandingkan dengan Pemupukan Manual dan Pesawat
·         Kelebihan
-         Biaya murah
-         Tenaga kerja sedikit
-         Pengawasan dan kontrol mudah
-         Mutu terjamin
-         Investasi tidak mahal
·         Kekurangan
-         Areal rendahan harus manual
-         Areal / blok terpotong parit alam yang lebar tidak bisa dimasuki emdek
5. ROTARY SLASHER
1.    A. Spesifikasi Alat
Perataan pasar pikul dengan mekanisasi menggunakan Tractor dan Rotary Slasher.  Adapun spesifikasinya sebagai berikut:
Tractor
·         Model                                : Massey Fergusson
·         Type                                  : MF-240 4WD
·         Daya                                  : ± 45 Horse Power.
·         Buatan                                : England
Rotary Slasher
·         Model                                : Howard Rotary Slasher
·         Type                                  : HS – 24
·         Komponen :
o    Shaft PTO
o    Gear Box
o    Chasis
o    Baling-baling
1.    B. Persiapan Areal
·         Areal yang dapat dilakukan pemeliharaan pasar pikul dengan unit Rotaryslasher adalah relatif datar sampai bergelombang.
·         Inventarisasi areal harus dilakukan untuk mendata blok-blok mana yang bisa dimasuki oleh Rotary slasher.
·         Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi pasar pikul harus bebas dari sisa-sisa tunggul dan Parit Collection sudah ditimbun agar jalan masuk ke dalam blok dapat berjalan lancar.
·         Pembagian areal  yang akan dikerjakan harus dipisahkan mana yang bisa dimasuki pada bulan basah dan bulan kering.
·         Areal yang kondisi pasar pikulnya lunak dikerjakan pada musim kering dan areal yang kondisi pasar pikulnya keras dikerjakan pada musim basah.
1.    C. Pelaksanaan/Cara Kerja
·         Rotaryslasher digerakkan oleh PTO yang dihubungkan dengan shaft PTO.
o    Tractor harus dioperasikan menggunakan Gear H1 dan PTO dioperasikan dengan putaran mesin 1500 RPM.
o    Jika terdapat gundukan, operator harus menaikkan “Draft Control”.
o    Lebar Pasar pikul yang dikerjakan oleh rotaryslasher adalah ± 1,5 meter dan  waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan 1 pasar pikul (300 Meter) adalah 5 – 10 menit.
·         Prestasi rata-rata untuk setiap unit ± 5,31 Ha/HM.
o    Tinggi permukaan pemotongan dapat diatur sesuai keinginan (5 cm).
o    Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan beberapa masalah yang sering dijumpai adalah sebagai berikut:
1.   Rotaryslasher
·         Kipas/ baling-baling patah.: akibat masih ada sisa tunggul dan akar-akar kayu yang berada di pasar pikul.  Untuk hal tersebut, disiapkan dangan part pengganti yang dibuat dari pisau Grader bekas, per bekas dan dari besi plate yang dibentuk seperti kipas Rotaryslasher.
·         Baut kipas longgar atau lepas : akibat getaran putaran pisau dan getaran Rotaryslasher, hal ini dapat diatasi dengan memasang 2 mur pada tiap baut dan memastikan setiap pagi sebelum unit beroperasi mengecek baut tersebut kuat dan tidak longgar.
1.    Areal
·         Sisa-sisa tunggul dan kayu yang tidak bersih pada saat perataan dengan mekanis sangat mengganggu kerja Rotaryslasher.
·         Untuk memastikan pasar pikul bebas dari tunggul dan kayu diberikan 1 tenaga untuk Blok-blok rencana rotaryslasher.
1.    D. Maintenance Alat
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk perawatan unit adalah sebagai berikut:
·         Dipastikan traktor dan rotaryslasher harus digrease setiap hari.
·         Memeriksa dan mengetatkan baut pada baling-baling rotaryslasher sebelum bekerja.
·         Mengganti Olie gearbox setiap 2 bulan sekali.
·         Membersihkan tractor dan rotaryslasher setiap hari setelah bekerja.
Pemeriksaan rutin yang perlu diperhatikan antara lain :
1.   Traktor MF 240
Jadwal
Harian
Periodik
- Olie Mesin
V
V
- Air Radiator
V
-
- Air bateray
V
-
- Olie Steering/gardan/transmisi
V
V
- Tekanan Ban
V
-
- Fuel/Oil Filter
-
V
- Air Cleaner
-
V
- Baut Roda
V
-
2.  HOWARD ROTARYSLASHER
- Propeller Shaft
V
-
- Gear Box
V
- Chasis
V
-
- Baling-baling
V
-
- Seal PTO
V
-
- Grease
V
- Outer Inner Tube Shaft
V
-
6.  PEMUPUKAN DENGAN PESAWAT
Pemupukan melalui udara dimulai pilot projectnya sejak tahun 1996 oleh PT. SMART Coorporation  di daerah Riau.  Project ini bekerja sama dengan perusahaan New Zealand, Super Air Ltd yang telah berpengalaman dalam hal aerial manuring dan penggunaan teknologi GPS, yang dibentuk menjadi PT. Sinar Mas Super Air.  Awal Maret 1999 PT. SMSA memulai dengan 3 pesawat yang dioperasikan di Riau.
Dalam pelaksanaan pemupukan pesawat hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
A.     Spesifikasi alat
1.    Pesawat Terbang
·         Jenis                             : Fletcher FU 24-950
·         Kapasitas Muat Pupuk : 1.275 Kg.
·         Engine                          : Lyoming jenis piston.
·         Kecepatan                    : 167 – 212 km/jam.
o    Hopper                        : Dibelakang Cockpit dengan gate bukaan di bawah
pesawat..
1.    Loader
·         Type                            : Wheel Cat 950 atau Cat 936E dengan arm yang
dimodifikasi
·         Veighing Gauge            : Alat untuk mengetahui berat pupuk yang dimuat
ke pesawat.
1.    Truk Mixer
·         Concrete truck mixer     : Mencampur pupuk dengna kapasitas 5 – 6 ton.
4.   Dump Truck                          : Disediakan mempunyai kapasitas 6 ton.
5.   Tabung Avgas                       : Tabung untuk penyimpanan bahan bakar
pesawat dengan kapasitas 10.000 – 20.000 liter.
6.   Landasan Pesawat                 : Panjang ± 1000 meter.
Lebar      40 – 60 meter.
1.    Global Positioning System : alat navigasi GPS Trimble yang dilengkapi dengan sinyal diferensial, sehingga faktor ketelitian/ keakurasian menjadi kecil ± 1 meter.
B. Persiapan Areal
·         Landasan: pada daerah runway selebar 18 meter harus dipadatkan dengan baik dan permukaan runway dibuat miring 5° untuk menghindari genangan air diwaktu hujan.  Lokasi landasan sebaiknya dipilih berdasarkan syarat-syarat teknik landasan serta berada  ditengah areal yang akan dipupuk.  Landasan di beberapa kebun ada yang ditanami rumput, ada juga yang tidak ditanami.  Untuk lokasi yang ditanami rumput, sebelum program pemupukan dimulai harus dibabat dengan Rotaryslasher.
·         Bin : pada ujung landasan ditempatkan bin pupuk yang digunakan untuk menimbun pupuk yang telah di mix ataupun untuk mengaduk pupuk menggunakan loader, bin pupuk ini terbuat dari beton dengan dinding pembatas dan plat lantai berbentuk segitiga.  Untuk efisiensi sebaiknya dibuat 2 bin pupuk tergantung arah take off & landing serta lokasi blok yang dipupuk.
·         Peta kebun dengan dosis sesuai rekomendasi, diperoleh dari Riset Libo.  Peta ini dibuat untuk mengelompokkan dosis pupukyang sama dalam satu kebun agar pelaksanaan dalam pemupukan dapat lebih mudah.
·         Peralatan GPS : untuk memprogram satu unit hamparan (flight block) dimana luasnya bervariasi tergantung dari jumlah blok kebun yang akan di aplikasi dengan dosis pupuk yang sama.  Setelah ditentukan unit hamparan, maka dengan memperhitungkan dosis yang akan diaplikasi ditentukan lebar sebaran pupuk yang harus dilakukan dan arah penerbangannya. Program akan secara otomatis memprogram jumlah jalur terbang yang harus dilalui, ketinggian dan kecepatan pesawat yang akan dipakai sebagai pedoman pilot.  Di layar monitor di dalam pesawat akan ditampilkan ketepatan arah jalur terbang yang harus diikuti, jumlah jalur yang sudah diselesaikan serta informasi lainnya seperti kecepatan dan arah.
C.     Pelaksanaan
Untuk pelaksanaan pemupukan dengan pesawat tahap-tahap yang harus dilakukan adalah persiapan-persiapan awal, penyediaan pupuk, penebaran pupuk dan evaluasi mutu penyebaran pupuk.
·         Persiapan-persiapan awal yang dilakukan adalah penyiapan sarana prasarana pendukung guna memperlancar kegiatan pemupukan di lokasi Airstrip.  Contoh: memasang rambu-rambu agar kegiatan yang ada disekitar airstrip hanya untuk kegiatan pemupukan pesawat.
·         Pengiriman pupuk dari Gudang Central ke Bin pupuk.
Setelah tahap persiapan awal dilakukan, maka operasional aplikasi aerial manuring dimulai dari pengiriman pupuk dari gudang central ke bin pupuk di Airstrip.  Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk organisasi pupuk dari Gudang Central ke Bin pesawat adalah sbb:
1.    2 unit dump truk kapssitass 6 ton standby untuk langsir pupuk dari gudang central ke bin landasan.
2.    2 orang supervisi (mandor/pengawas) yaitu: 1 orang di gudang central dan 1 orang ke bin pupuk.  Mandor harus permanen tidak boleh diganti-ganti.
3.    Jam kerja dibagi menjadi 2 shift yaitu:
4.    Shift I bekerja mulai pukul 16.00 Wib – 20.00 Wib dengan total 35 ton (selesai pesawat operasi).
Shift II mulai bekerja dari pukul 20.00 Wib – 24.00 Wib dengan total 35 ton.
Total ton pupuk yang harus disediakan di bin perhari adalah 70 ton (stanby).
1.    Pengaturan tenaga kerja :
8 orang tenaga kerja persatu shift terdiri dari : 4 orang bongkar muat di truk jadi total untuk 2 truk.
1.    Satu orang tenaga pembersih di bin pupuk.
2.    Target satu shift (9 orang) = 35 ton. Output rata-rata yaitu 3,8 ton/orang.
3.    Receipe pencampuran pupuk yang akan dimuat ke dalam dump truck misalkan mix untuk 2 jenis pupuk
Urea Dosis  1,50 gr/pokok
Total 2,5 gr/pokok
Mop  Dosis  1,00 gr/pokok
Kapasitas dump truk 6 ton, maka dalam 1 unit dump truk akan dimuat pupuk     sebagai berikut:
Urea    =  3,600 Kg
Mop    =  2,400 Kg
Total   =  6000 Kg
Kedua jenis pupuk ini akan dicampur secara merata oleh Truck mixer.  Pupuk curah yang sudah dicampur harus sudah saring agar pada saat penaburan pupuk diudara penyebarannya merata.
·         Aplikasi Pemupukan
1.    1. Paper Trap : sebelum pemupukan dimulai, pada blok yang rencana hendak dipupuk harus dipasang paper trap dengan ukuran kertas 1 m x 1m.   Paper trap ini diletakkan di pasar pikul mengikuti jalur lintas terbang.
2.    Setelah semua jenis pupuk tercampur sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan, maka pemupukan sudah dapat dimulai.  Pengisian pupuk ke hopper pesawat dilakukan oleh loader.  Jumlah yang dimuat biasanya 1 ton untuk sekali penerbangan.    Berdasarkan program dari GPS akan diketahui berapa kali pilot harus menerbangkan untuk menebarkan pupuk pada hamparan yang sudah ditentukan.  Aplikasi pemupukan dalam 1 hari  dapat mencapai 60 – 80 ton.
·         Efektifitas Pemupukan
Efektifitas pemupukan Pesawat mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan pupuk manual, datanya dapat dilihat sbb:
Kriteria
Manual
Aerial
1.  Distribusi
Tidak merata
Merata
1.    Kecepatan Pemupukan
Lambat
Cepat
3.  Kebutuhan tenaga kerja
Banyak
Sedikit
4.  Pengawasan
Intensif
Minimum
5.  Resiko pemanfaatan pupuk tidak optimal
Resiko tinggi
Resiko minimum
6.  Potensi hanyut oleh air hujan
Besar
Kecil
D. Maintenance pesawat
Pesawat setelah selesai pemupukan harus dibersihkan/dicuci dari sisa pupuk yang umumnya bersifat korosif.
Pemeriksaan pesawat dilakukan daily inspection, 100 jam, 500 jam dan setiap 1500 jam.
7. PEMBUATAN LUBANG TANAM HOLE IN HOLE DENGAN PUNCHER
1.    Spesifikasi Alat
Puncher terbuat dari plat baja dengan ketebalan 10 mm. Alat ini digunakan dengan memasangkannya pada  arm excavator.
·          
Gambar  Puncher :
·         Dimensi Puncher :
50 cm

Æ = 30 cm

40 cm

50 cm
1.    Persiapan Lahan
·         Pemadatan Jalur Tanam
-          Jalur tanam di beri beberapa pancang sebagai pedoman untuk  pemadatan
-          Jalur tanam dipadatkan dengan cara dilintasi dengan “roda gila” atau dengan dilintasi oleh track excavator sebanyak 2 kali
·         Pancang Titik Tanam
Setelah dipadatkan, jalur tanam dipancang untuk titik tanam sesuai jarak tanam yang diinginkan.
·         Semprot Jalur Tanam
Setelah pancang tanam selesai dilaksanakan,  jalur tanam disemprot dengan kelebaran 3 m untuk memudahkan kegiatan penanaman serta untuk membersihkan jalur penanaman LCC. Penyemprotan diulangi lagi setelah 4 minggu untuk memastikan jalur tanam kelapa sawit dan kacangan benar-benar bersih.
1.    Pelaksanaan Pembuatan Hole in Hole
Puncher merupakan equipment yang dipasangkan pada arm excavator, seperti ditunjukkan pada gambar berikut :
·          
Puncher diarahkan tepat pada pancang titik tanam yang telah disiapkan sebelumnya. Pancang titik tanam menjadi as dari lubang tanam yang akan dibuat. Oleh sebab itu bagian bawah puncher – berupa silinder – yang akan membuat lubang, harus diarahkan tepat dititik tanam yang telah diberi pancang dan pada posisi tegak lurus, seperti ditunjukkan dalam gambar berikut :
·          
Setelah arah Puncher tepat, maka arm dari excavator akan  menekan alat  sampat seluruhnya masuk kedalam tanah  seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut,
1.    Hasil Kerja :
Lubang yang terbentuk oleh puncher ditunjukkan oleh gambar berikut :
·         Setelah lubang terbentuk maka penanaman sawit sudah bisa dilaksanakan.
Adapun hasil penanaman dengan sistem hole in hole  secara mekanis ini dapat kita lihat pada gambar berikut :
·         Prestasi  kerja yang dapat dicapai adalah 1.7 BU /Ha  atau lebih kurang 6 Ha per hari bila alat bekerja 10 BU per hari.
E. Maintenance Alat
Puncher digunakan pada areal gambut. Oleh karena itu setelah selesai digunakan sebaiknya alat dicuci bersih untuk menghindari korosi akibat kemasaman tanah gambut yang tinggi.
8. Sistem Premi
Agar prestasi kerja alat berat lebih optimal dibuat suatu standart sistem premi dapat merangsang operator dan Helper untuk meningkatkan hasil kerja dan pemelihraan terhadapa unit yang ditanggungjawabinya.
Dibawah ini disampaikan suatu sistem premi yang berlaku di PSM 5.
1.    Kegiatan Perawatan
1.    Sistem pengupahan pada operator untuk kegiatan perataan pasar pikul menggunakan Rotary slasher masih menggunkan sistem lembur.
2.    Sistem pengupahan pada perawatan jalan dapat dilihat pada tabel di atas.
3.    Sistem pengupahan untuk aplikasi pemupukan Pupuk Makro dan janjangan kosong dapat dilihat di bawah ini:
1.    Kegiatan Transport
Kegiatan transport dibagi oleh transport panen dan transport material.  Adapun sistem pengupahan untuk trasnport TBS dan Material dapat dilihat di bawah ini:
Lampiran-1 Tabel Jarak tempuh pada tingkat RPM, Gear dan Flow Control untuk menyebarkan pupuk sebanyak 250 Kg
Flow Control
RPM Mesin
Gear L2
Gear L3
Gear L4
Gear H1
Gear H2
Meter
2
1300
2284
3876
5191
6368
7821
2.5
1300
1046
1774
2376
2915
3580
3
1300
619
1051
1408
1727
2121
3.5
1300
430
730
978
1199
1473
4
1300
137
284
380
466
573
4.5
1300
136
231
310
380
467
5
1300
107
181
243
297
365
2
1400
1614
2766
3734
4564
5624
2.5
1400
787
1349
1821
2226
2743
3
1400
491
842
1137
1389
1712
3.5
1400
356
610
824
1007
1240
4
1400
144
247
333
408
502
4.5
1400
121
208
281
343
423
5
1400
98
168
227
277
342
2
1500
1168
2052
2746
3378
4135
2.5
1500
604
1062
1421
1748
2140
3
1500
396
696
931
1145
1402
3.5
1500
298
524
702
863
1057
4
1500
125
220
294
362
443
4.5
1500
109
191
255
314
384
5
1500
90
158
212
260
319
2
1600
887
1530
2062
2527
3103
2.5
1600
485
836
1127
1381
1696
3
1600
332
573
772
946
1162
3.5
1600
260
449
605
741
910
4
1600
113
194
262
321
394
4.5
1600
101
174
234
287
352
5
1600
86
148
200
245
301
2
1700
667
1159
1572
1922
2367
2.5
1700
384
668
906
1107
1363
3
1700
274
477
647
791
973
3.5
1700
223
388
526
643
792
4
1700
99
173
234
286
353
4.5
1700
91
158
215
262
323
5
1700
80
139
188
230
283
2
1800
523
894
1220
1487
1824
2.5
1800
316
540
737
898
1102
3
1800
235
402
548
668
819
3.5
1800
197
338
460
561
688
4
1800
91
155
212
258
317
4.5
1800
86
146
200
243
298
5
1800
77
131
179
218
267
2
1900
406
708
958
1166
1433
2.5
1900
257
448
607
738
907
3
1900
198
346
468
569
700
3.5
1900
172
301
407
495
609
4
1900
81
142
192
234
288
4.5
1900
78
137
185
225
277
5
1900
71
124
168
205
252

            

1 komentar: