KLASIFIKASI
TUMBUHAN

Disusun oleh
:
Andita
Anggraini
Bagas
Ramandanu Sitorus
Irfan
Firmansyah
Bayu Purnama
Retno Rianty
Sofyan
Asiddiq
BUDIDAYA
TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK
LPP YOGYAKARTA
2013
KLASIFIKASI TUMBUHAN
Pengertian Klasifikasi
Disarikan dari
berbagai sumber (buku dan internet), berikut ini adalah beberapa dari sekian
banyak pengertian tentang apa yang dimaksud dengan Klasifikasi Makhluk Hidup,
terutama Tumbuhan.
v Klasifikasi
Makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat
yang sama, dimasukkan ke dalam satu kelompok, dan bila dalam persamaan
ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi ke dalam kelompok lain
yang lebih kecil, sehingga akan diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan
jenjang yang berbeda.
v Kegiatan
mengelompokan makhluk hidup disebut klasifikasi, dengan kata lain klasifikasi
adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam golongan/takson
melalui keseragaman dalam keanekaragaman.
v Klasifikasi
adalah penyusunan tumbuhan secara teratur ke dalam suatu herarki. Sistem
penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi tumbuhan secara individual yang
menggambarkan kekerabatan.
v Klasifikasi
tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di
bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu
hierarki.
Sehingga dapat
disimpulkan dari beberapa pengertian diatas, bahwa Klasifikasi Makhluk Hidup
(Tumbuhan) adalah kegiatan mengelompokkan/memberi nama berbagai macam/jenis makhluk
hidup (tumbuhan) berdasarkan kesamaan ciri/fungsi yang dimiliki, dan bertujuan
untuk memudahkan dalam mempelajarinya/mengenalnya.
Sistem Klasifikasi dan
Tokoh- tokoh Pencetusnya
Pengklasifikasian makhluk
hidup secara umum digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan masanya, yaitu; sistem alami, sistem buatan, dan sistem
filogenetik. Sebagai tambahan dikarenakan perkembangan zaman maka disajikan
pula Periode Sistem Filogenetik dari Pertengahan abad ke 19 hingga
sekarang.
A.
Klasifikasi Sistem Alami
1) Theophrastus dari Eresus (370 - 285 SM)
Theophrastus mengklasifikasikan tumbuhan terutama
didasarkan atas perawakan (habitus) yang dikelompokkan dalam empat golongan,
yaitu ; pohon, semak atau perdu, tumbuhan memanjat, dan herba atau terna. Theophrastus
disebut sebagai bapak botani oleh Linnaeus, dalam karyanya yang berjudul
Historia Plantarum telah memperkenalkan dan memberikan deskripsinya untuk
sekitar 480 jenis tumbuhan.
Dalam karya ini system klasifikasi yang diterapkan
oleh Theoprastes telah mencerminkan falsafah guru dan eyang gurunya (
Aristoteles dan Plato), yaitu suatu suatu system klasifikasi tumbuhan
berdasarkan bentuk dan tekstur. Selain empat golongan tersebut, ia juga
mengklasifikasi tumbuhan menurut umur dengan membedakan tumbuhan berumur pendek
(annual), tumbuhan berumur dua tahun (biennial), serta tumbuhan berumur panjang
(perennial). Theophrastus juga telah dapat membedakan bunga majemuk yang
berbatas (centrifugal) dan yang tidak berbatas (centripetal), ia juga telah
dapat membedakan bunga dengan daun mahkota yang bebas (polipetal atau
dialipetal) dan yang berlekatan (gamopetal atau simpetal) bahkan ia telah dapat
mengenali perbedaan letak bakal daun yang tenggelam dan yang menumpang.
2) Herbalis
Para herbalis terutama melakukan penelitian terhadap
penggunaan tumbuhan secara praktis, pertama-tama ditinjau dari segi khasiatnya
sebagai obat. Publikasi (karya tulis) mereka yang sangat banyak itu disebut herbal, berisi deskripsi tentang
tumbuhan asli setempat maupun jenis-jenis asing lainnya. Diantaranya para tokoh
yang termasuk dalam herbalis adalah Discordies (50 - ? SM), Plinius (23 - 79
SM), O. Brunfels (1464 - 1534 M), L. Fuchs (1501 - 1566 M), R. Dodoneus (1516 -
1518 M), dan M. de L’Obel (1545 - 1612 M)
B.
Klasifikasi
Sistem Buatan
Klasifikasi
sistem buatan diperkenalkan oleh Carl von Linne (1707-1778), ahli ilmu
pengetahuan alam dari Swedia yang namanya dilatinkan menjadi Carolus Linnaeus.
Sistem yang telah disusun yaitu sistem klasifikasi buatan. Maksudnya, kategori
organisme didasarkan pada sejumlah kecil sifat-sifat morfologi tanpa memandang
kesamaan struktur yang mungkin memperlihatikan kekerabatan. Klasifikasi sistem
buatan ini antara lain mengelompokkan tumbuhan atas dasar warna bunga, masa
bunga, bentuk daun, jumlah benangsari, putik dan lain-lain. Sistem klasifikasi
buatan menggunakan sistem nomenklatur.
Sebelum
masa Linnaeus, terdapat kebiasan umum untuk memberi nama tumbuhan dengan nama
tunggal yang diikuti dengan sederetan kata nama dan kata sifat sebagai uraian
penjelasannya. Sebagai contoh ialah tumbuhan tomat yang dinamakan Solanum pomiferum fructu rotundo striato;
artinya tumbuhan yang berbuah lebat, buahnya bulat berulur-ulur dan lunak.
Kemudian Linnaeus mencoba menetapkan suatu cara yang sekarang terkenal dengan sistem Tatanama Binominal (Binominal
Nomenklatur), yang meliputi penamaan tumbuhan dengan dua kata saja, satu kata untuk genus dan satu kata untuk spesies
yang ditulis dalam bahasa Yunani.
Sistem
klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih dikategorikan sebagai
sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem yang diciptakan
sebenarnya tidak begitu tepat karena pada dasarnya sistem ini tidak ditekankan
pada masalah jenis kelamin, tetapi pada kesamaan jumlah alat-alat kelamin
seperti jumlah benang sari. Nama-nama golongan tumbuhan yang diciptakan oleh
linnaeus seperti monandria (berbenang sari tunggal), diandria (berbenang sari
dua), triandria (berbenang sari tiga) dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem
klasifikasi tumbuhan ciptaan Linnaeus dikenal pula sebagai sistem numerik.
Ciptaan
Linnaeus ini meupakan sistem yang dinilai revolusioner untuk masa itu, dan
memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada sumbangan linnaeus yang lain,dan
sistem ini sengaja dirancang sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tumbuhan
dan ia juga dianggap sebagai pencipta sistem tatanama ganda yang ia terapkan
dalam bukunya Species plantarum yang diterbitkan pada tanggal 1 mei 1753 yang
menjadi pangkal tolak berlakunya tatanama tumbuhan yang diakui.
Sesungguhnya
linnaeus dianggap tidak tepat bila ia sebagai pencipta tatanama ganda. Sebelum
linnaeus, sistem tatanama ganda telah dirintis oleh caspar bauhin, yang dalam
tahun 1623 dalam bukunya pinax theatri botanici telah menerapkan sistem
tatanama ganda pada tumbuhan. Karena besar jasa-jasa yang diberikan oleh
linnaeus bagi perkembangan taksonomi umumnya dan taksonomi tumbuhan khususnya
bagi dunia ilmu hayat linnaeus mendapatkan gelar sebagai “ bapak taksonomi”
baik hewan maupun tumbuhan dan juga mendapat pengakuan dari negara yang
diberikan oleh raja swedia yang mengangkat linnaeus ke jenjang bangsawan,
sehingga nama karl linne diubah menjadi karl von linne. Linneaus juga berperan
penting dalam taksonomi tumbuhan yang membangkitkan minat dan semangat siswa
yang kemudian beberapa diantaranya menjadi tokoh seperti gurunya. Diantaranya
adalah Peter Kalm (1716-1779), F. Hasselquist (1722-1752), P. Forskal (1731-1760),
C. P. Thunberg (1743-1828), J. A. Murray (1740-1791), J. Roemer (1763-1819), C.
L. Wildenow (1765-1812), dan J. Schultes (1773-1831).
C.
Klasifikasi
Sistem Filogenetik
Pada
masa Linnaeus pendapat umum menyatakan bahwa semua spesies berasal dari hasil
penciptaan khusus. Kemudian masing-masing melanjutkan sifat aslinya sebagai
spesies yang tetap dan tidak berubah. Mereka menduga bahwa pada awal
dibentuknya makhluk hidup, telah diciptakan makhluk hidup yang sama seperti makhluk
hidup yang ada sekarang. Kemudian makhluk hidup tetap hidup dan berkembang
sampai sekarang. Hal ini menyebabkan mereka tidak mengetahui bahwa terdapat
kekerabatan antar jenis organisme.
Berdasarkan
teori evolusi Darwin, maka muncullah sistem klasifikasi modern berdasarkan
filogeni, yaitu klasifikasi yang disusun berdasarkan keturunan dan hubungan
kekerabatan. Filogeni adalah proses evolusi makhluk hidup dari filum tingkat
rendah sampai tingkat tinggi. Organisme yang berkerabat dekat memiliki
persamaan ciri yang lebih banyak jika dibandingkan dengan organisme yang
berkerabat jauh. Ciri yang digunakan adalah ciri morfologi, anatomi, fisiologi,
dan perilaku.
Menjelang
berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-perubahan yang revolusioner dalam
pengklasifikasiaan tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru ini disebut “sistem
alam” yaitu golongan yang terbentuk merupakan unit-unit ynag wajar (natural) bila
terdiri dari anggota-anggota itu,dan dengan demikian dapat tercermin pengertian
manusia mengenai yang disebut yang dikehendaki oleh alam. Secara harfiah
istilah “sistem alam” untuk aliran baru dalam klasifikasi ini tidak begitu
tepat karena pada hakekatnya semua sistem klasifikasi adalah sistem buatan.
Untuk sitem klasifikasi yang digunakan dalam periode ini, digunakan nama
“sistem alam” (natural system) dengan maksud untuk memenuhi keinginan manusia
akan adanya penataan yang tepat yang lebih baik dari sistem-sistem sebelumnya.
Diantaranya tokoh-tokoh yang berperan dalam klasifikasi sistem filogenetik
adalah M. Adanson (1727-1806), G. C. Oeders (1728-1791), J. R. de Lamarck (1744-1829),
De Jussieu bersaudara (1686-1779), dan All de Jussieu (1748-1836).
D.
Periode
Sistem Filogenetik dari Pertengahan abad ke 19 hingga sekarang
Teori
evolusi, teori desendensd atau teori keturunan seperti yang diciptakan oleh
darwin merupakan suatru teori hingga sekarang oleh sebagian orang terutama
tokoh agama masih dianggap kontroversial dan tetap ditentang kendati ajaran itu
tetap diterima dan cepat tersebar luas dikalangan kaum ilmuan yang begitu
fanatik terhadap teori ini sampai ada yang menyatakan, bahwa “evolusi bukannya
teori lagi, tetapi adalah suatu aksioma yang tidak perlu diragukan
kebenarannya, dan oleh krenanya tidak perlu diperdebatkan lagi“.
Sistem
klasifikasi dalam periode ini berupaya untuk mengadakan penggolongan tumbuhan
yang sekaligus mencerminkan urutan - urutan golongan itu dalam sejarah
perkembangan filogenetiknya dan demikian juga menunjukan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan yang satu dengan yang lain. Jadi dalam klasifikasi ini dasar yang
digunakan adalah “filogeni” dan dari sini lahirlah nama “sistem filogenetik”
kenyataanya, bahwa kemudian muncul sistem klasifikasi yang berbeda, membuktikan
bahwa persepsi dan interpretasi para ahli biologi mengenai yang disebut
filogeni itu masih berbeda-beda.
Diantaranya
tokoh-tokoh ahli taksonomi dimasa ini adalah Alexander Braun (1805-1877), A. W.
Eichler (1839-1887), Adolp Engler (1844-1930), Charles E. Besseu (1845-1915),
Richard Wettstein (1862-1831 M), Alfred B. Rendle (1865-1939), Karl C. Mets
(1866-1944), Hans Halliers (Johan Gottfried Hallier) (1868-1932), August A.
Pulle (1878), Carl Skottberg (1880), dan John Hutchinson (1884-1972).
Tingkatan
Takson dari tingkat paling tinggi ke terendah menurut International Code of
Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature
adalah sebagai berikut :
·
Kingdom
·
Divisio
·
Classis
·
Ordo
·
Familia
·
Genus
·
Species
Tidak ada komentar:
Posting Komentar