Sabtu, 05 April 2014

Klasifikasi Tumbuhan

KLASIFIKASI TUMBUHAN




Disusun oleh :
Andita Anggraini
Bagas Ramandanu Sitorus
Irfan Firmansyah
Bayu Purnama
Retno Rianty
Sofyan Asiddiq



BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
2013
KLASIFIKASI TUMBUHAN

Pengertian Klasifikasi
Disarikan dari berbagai sumber (buku dan internet), berikut ini adalah beberapa dari sekian banyak pengertian tentang apa yang dimaksud dengan Klasifikasi Makhluk Hidup, terutama Tumbuhan.
v  Klasifikasi Makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama, dimasukkan ke dalam satu kelompok, dan bila dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi ke dalam kelompok lain yang lebih kecil, sehingga akan diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda.
v  Kegiatan mengelompokan makhluk hidup disebut klasifikasi, dengan kata lain klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam golongan/takson melalui keseragaman dalam keanekaragaman.
v  Klasifikasi adalah penyusunan tumbuhan secara teratur ke dalam suatu herarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi tumbuhan secara individual yang menggambarkan kekerabatan.
v  Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki.
Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas, bahwa Klasifikasi Makhluk Hidup (Tumbuhan) adalah kegiatan mengelompokkan/memberi nama berbagai macam/jenis makhluk hidup (tumbuhan) berdasarkan kesamaan ciri/fungsi yang dimiliki, dan bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajarinya/mengenalnya.
Sistem Klasifikasi dan Tokoh- tokoh Pencetusnya
Pengklasifikasian makhluk hidup secara umum digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan masanya,  yaitu; sistem alami, sistem buatan, dan sistem filogenetik. Sebagai tambahan dikarenakan perkembangan zaman maka disajikan pula Periode Sistem Filogenetik dari Pertengahan abad ke 19 hingga sekarang.
A.      Klasifikasi Sistem Alami
1)      Theophrastus dari Eresus (370 - 285 SM)
Theophrastus mengklasifikasikan tumbuhan terutama didasarkan atas perawakan (habitus) yang dikelompokkan dalam empat golongan, yaitu ; pohon, semak atau perdu, tumbuhan memanjat, dan herba atau terna. Theophrastus disebut sebagai bapak botani oleh Linnaeus, dalam karyanya yang berjudul Historia Plantarum telah memperkenalkan dan memberikan deskripsinya untuk sekitar 480 jenis tumbuhan.
Dalam karya ini system klasifikasi yang diterapkan oleh Theoprastes telah mencerminkan falsafah guru dan eyang gurunya ( Aristoteles dan Plato), yaitu suatu suatu system klasifikasi tumbuhan berdasarkan bentuk dan tekstur. Selain empat golongan tersebut, ia juga mengklasifikasi tumbuhan menurut umur dengan membedakan tumbuhan berumur pendek (annual), tumbuhan berumur dua tahun (biennial), serta tumbuhan berumur panjang (perennial). Theophrastus juga telah dapat membedakan bunga majemuk yang berbatas (centrifugal) dan yang tidak berbatas (centripetal), ia juga telah dapat membedakan bunga dengan daun mahkota yang bebas (polipetal atau dialipetal) dan yang berlekatan (gamopetal atau simpetal) bahkan ia telah dapat mengenali perbedaan letak bakal daun yang tenggelam dan yang menumpang.

2)      Herbalis
Para herbalis terutama melakukan penelitian terhadap penggunaan tumbuhan secara praktis, pertama-tama ditinjau dari segi khasiatnya sebagai obat. Publikasi (karya tulis) mereka yang sangat banyak itu disebut herbal, berisi deskripsi tentang tumbuhan asli setempat maupun jenis-jenis asing lainnya. Diantaranya para tokoh yang termasuk dalam herbalis adalah Discordies (50 - ? SM), Plinius (23 - 79 SM), O. Brunfels (1464 - 1534 M), L. Fuchs (1501 - 1566 M), R. Dodoneus (1516 - 1518 M), dan M. de L’Obel (1545 - 1612 M)

B.      Klasifikasi Sistem Buatan
Klasifikasi sistem buatan diperkenalkan oleh Carl von Linne (1707-1778), ahli ilmu pengetahuan alam dari Swedia yang namanya dilatinkan menjadi Carolus Linnaeus. Sistem yang telah disusun yaitu sistem klasifikasi buatan. Maksudnya, kategori organisme didasarkan pada sejumlah kecil sifat-sifat morfologi tanpa memandang kesamaan struktur yang mungkin memperlihatikan kekerabatan. Klasifikasi sistem buatan ini antara lain mengelompokkan tumbuhan atas dasar warna bunga, masa bunga, bentuk daun, jumlah benangsari, putik dan lain-lain. Sistem klasifikasi buatan menggunakan sistem nomenklatur.
Sebelum masa Linnaeus, terdapat kebiasan umum untuk memberi nama tumbuhan dengan nama tunggal yang diikuti dengan sederetan kata nama dan kata sifat sebagai uraian penjelasannya. Sebagai contoh ialah tumbuhan tomat yang dinamakan Solanum pomiferum fructu rotundo striato; artinya tumbuhan yang berbuah lebat, buahnya bulat berulur-ulur dan lunak. Kemudian Linnaeus mencoba menetapkan suatu cara yang sekarang terkenal dengan sistem Tatanama Binominal (Binominal Nomenklatur), yang meliputi penamaan tumbuhan dengan dua kata saja, satu kata untuk genus dan satu kata untuk spesies yang ditulis dalam bahasa Yunani.
Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih dikategorikan sebagai sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem yang diciptakan sebenarnya tidak begitu tepat karena pada dasarnya sistem ini tidak ditekankan pada masalah jenis kelamin, tetapi pada kesamaan jumlah alat-alat kelamin seperti jumlah benang sari. Nama-nama golongan tumbuhan yang diciptakan oleh linnaeus seperti monandria (berbenang sari tunggal), diandria (berbenang sari dua), triandria (berbenang sari tiga) dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan Linnaeus dikenal pula sebagai sistem numerik.
Ciptaan Linnaeus ini meupakan sistem yang dinilai revolusioner untuk masa itu, dan memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada sumbangan linnaeus yang lain,dan sistem ini sengaja dirancang sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tumbuhan dan ia juga dianggap sebagai pencipta sistem tatanama ganda yang ia terapkan dalam bukunya Species plantarum yang diterbitkan pada tanggal 1 mei 1753 yang menjadi pangkal tolak berlakunya tatanama tumbuhan yang diakui.
Sesungguhnya linnaeus dianggap tidak tepat bila ia sebagai pencipta tatanama ganda. Sebelum linnaeus, sistem tatanama ganda telah dirintis oleh caspar bauhin, yang dalam tahun 1623 dalam bukunya pinax theatri botanici telah menerapkan sistem tatanama ganda pada tumbuhan. Karena besar jasa-jasa yang diberikan oleh linnaeus bagi perkembangan taksonomi umumnya dan taksonomi tumbuhan khususnya bagi dunia ilmu hayat linnaeus mendapatkan gelar sebagai “ bapak taksonomi” baik hewan maupun tumbuhan dan juga mendapat pengakuan dari negara yang diberikan oleh raja swedia yang mengangkat linnaeus ke jenjang bangsawan, sehingga nama karl linne diubah menjadi karl von linne. Linneaus juga berperan penting dalam taksonomi tumbuhan yang membangkitkan minat dan semangat siswa yang kemudian beberapa diantaranya menjadi tokoh seperti gurunya. Diantaranya adalah Peter Kalm (1716-1779), F. Hasselquist (1722-1752), P. Forskal (1731-1760), C. P. Thunberg (1743-1828), J. A. Murray (1740-1791), J. Roemer (1763-1819), C. L. Wildenow (1765-1812), dan J. Schultes (1773-1831).

C.      Klasifikasi Sistem Filogenetik
Pada masa Linnaeus pendapat umum menyatakan bahwa semua spesies berasal dari hasil penciptaan khusus. Kemudian masing-masing melanjutkan sifat aslinya sebagai spesies yang tetap dan tidak berubah. Mereka menduga bahwa pada awal dibentuknya makhluk hidup, telah diciptakan makhluk hidup yang sama seperti makhluk hidup yang ada sekarang. Kemudian makhluk hidup tetap hidup dan berkembang sampai sekarang. Hal ini menyebabkan mereka tidak mengetahui bahwa terdapat kekerabatan antar jenis organisme.
Berdasarkan teori evolusi Darwin, maka muncullah sistem klasifikasi modern berdasarkan filogeni, yaitu klasifikasi yang disusun berdasarkan keturunan dan hubungan kekerabatan. Filogeni adalah proses evolusi makhluk hidup dari filum tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Organisme yang berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak jika dibandingkan dengan organisme yang berkerabat jauh. Ciri yang digunakan adalah ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku.
Menjelang berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-perubahan yang revolusioner dalam pengklasifikasiaan tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru ini disebut “sistem alam” yaitu golongan yang terbentuk merupakan unit-unit ynag wajar (natural) bila terdiri dari anggota-anggota itu,dan dengan demikian dapat tercermin pengertian manusia mengenai yang disebut yang dikehendaki oleh alam. Secara harfiah istilah “sistem alam” untuk aliran baru dalam klasifikasi ini tidak begitu tepat karena pada hakekatnya semua sistem klasifikasi adalah sistem buatan. Untuk sitem klasifikasi yang digunakan dalam periode ini, digunakan nama “sistem alam” (natural system) dengan maksud untuk memenuhi keinginan manusia akan adanya penataan yang tepat yang lebih baik dari sistem-sistem sebelumnya. Diantaranya tokoh-tokoh yang berperan dalam klasifikasi sistem filogenetik adalah M. Adanson (1727-1806), G. C. Oeders (1728-1791), J. R. de Lamarck (1744-1829), De Jussieu bersaudara (1686-1779), dan All de Jussieu (1748-1836).

D.      Periode Sistem Filogenetik dari Pertengahan abad ke 19 hingga sekarang
Teori evolusi, teori desendensd atau teori keturunan seperti yang diciptakan oleh darwin merupakan suatru teori hingga sekarang oleh sebagian orang terutama tokoh agama masih dianggap kontroversial dan tetap ditentang kendati ajaran itu tetap diterima dan cepat tersebar luas dikalangan kaum ilmuan yang begitu fanatik terhadap teori ini sampai ada yang menyatakan, bahwa “evolusi bukannya teori lagi, tetapi adalah suatu aksioma yang tidak perlu diragukan kebenarannya, dan oleh krenanya tidak perlu diperdebatkan lagi“.
Sistem klasifikasi dalam periode ini berupaya untuk mengadakan penggolongan tumbuhan yang sekaligus mencerminkan urutan - urutan golongan itu dalam sejarah perkembangan filogenetiknya dan demikian juga menunjukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan yang satu dengan yang lain. Jadi dalam klasifikasi ini dasar yang digunakan adalah “filogeni” dan dari sini lahirlah nama “sistem filogenetik” kenyataanya, bahwa kemudian muncul sistem klasifikasi yang berbeda, membuktikan bahwa persepsi dan interpretasi para ahli biologi mengenai yang disebut filogeni itu masih berbeda-beda.
Diantaranya tokoh-tokoh ahli taksonomi dimasa ini adalah Alexander Braun (1805-1877), A. W. Eichler (1839-1887), Adolp Engler (1844-1930), Charles E. Besseu (1845-1915), Richard Wettstein (1862-1831 M), Alfred B. Rendle (1865-1939), Karl C. Mets (1866-1944), Hans Halliers (Johan Gottfried Hallier) (1868-1932), August A. Pulle (1878), Carl Skottberg (1880), dan John Hutchinson (1884-1972).

Tingkatan Takson dari tingkat paling tinggi ke terendah menurut International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature adalah sebagai berikut :
·         Kingdom
·         Divisio
·         Classis
·         Ordo
·         Familia
·         Genus
·         Species


Tidak ada komentar:

Posting Komentar